Rabu, 13 Juni 2018
Cinta Untukmu dan Untuk-Nya
●Prolog●
Kesejukan yang terasa saat itu tak sependapat dengan hati. Siang itu di kelas yang sangat dingin namun terasa menyesakkan, hatiku terasa seperti dihimpit oleh ribuan batu itu pun tak berhenti berdegup kencang saat seseorang yang tak kusangka akan mengatakan itu, ternyata dengan beraninya duduk dihadapanku dan berkata “Apakah kamu mau menjadi pacarku?”. Namun pertanyaan ini tak berjalan indah sesuai yang kubayangkan. Karena dengan kata-kata ini aku menemui lika-liku yang tak kusangka akan terjadi padaku. Lika-liku yang membawaku menuju kepada-Nya sehingga ada kalanya aku bersyukur karena telah mengenal "dia".
Namaku Putri Aprillia, atau bisa dipanggil Putri. Saat itu aku masih berusia 16 tahun dan lebih tepatnya aku masih kelas 2 sma. Aku memiliki 5 orang sahabat. Mereka bernama Nuri, Wati, Risma, Fiya, dan Tasya. Mereka adalah sahabat yang paling berharga bagiku. Aku bersyukur karena Allah mengrimkan mereka untuk menjadi sahabatku. Mereka sangat perhatian kepadaku. Bahkan kami pun selalu bersama-sama. Namun kebiasaan itu sedikit berubah sejak aku mulai dekat dengan “dia”.
Aku dan dia sebenarnya sering bertengkar. Kami pun terkadang saling mengolok dan mengejek satu sama lain. Banyak sekali dari teman kami yang memperingatkan “Hati-hati, benci jadi cinta lohh”, tapi aku tak menghiraukan mereka sama sekali karena bagiku itu sangat mustahil, karena dunia ini bukan dunia ftv. Suatu hari, notif chatku mendadak ramai. Dia yang ternyata mulai memberikan perhatian kepadaku. Dia bernama Tian, teman sekelasku. Awalnya aku merasa bahwa Tian hanya sebatas temanku. Dia selalu mengirimiku pesan yang awalnya membahas pelajaran berlanjut dengan menceritakan kesehariannya bahkan diselingi candaan, yang berawal memanggil layaknya seorang teman hingga panggilan “aku” dan “kamu”. Walaupun kenyataan saat di kelas kami tak sedekat itu, tapi aku merasa sangat senang, terlebih lagi saat kusadari bahwa yang memberi perhatian itu adalah Tian. Seiring berjalannya waktu, kami pun semakin dekat. Ketika kedekatan kami berjalan 2 minggu, tak kusangka Tian menelponku. Setelah perbincangan kami, tiba-tiba dia mengatakan “Sebenarnya selama ini aku suka sama kamu, tapi aku tidak memiliki keberanian untuk mengungkapkannya langsung. Maaf..”. Seketika aku merasa sangat kaget. Hatiku berdetak tak karuan. Apa maksudnya dan mengapa dia bilang seperti ini tiba-tiba. Semua pertanyaan itu terngiang dikepalaku. Bibir tak sanggup untuk menjawabnya. Dibalik telpon ini terdengar suara “Putri? Kamu masih disitu kan?”. Aku pun hanya menjawab “Iyaa..”. “Aku tahu, kamu pasti kaget. Tapi aku pasti akan segera menyatakannya langsung kepadamu. Hanya saja aku menunggu waktu dan saat yang tepat. Dan aku mau agar kamu siap juga. Sebenarnya cuma ini yang mau kukatakan, aku tutup ya telponnya. Assalamu’alaikum..”. “Wa’alaikumsalam” jawabku. Seketika aku tak bisa berpikir. Aku tak bisa memahami Tian. Memang aku menyukainya, tapi ini terlalu mendadak. Aku takut.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Meraih Impian (Cerita Sejarah Pribadi)
Kala itu bertepatan pada hari kartini, terdapat seorang anak yang mulai membuka mata untuk pertama kalinya. Tangisan terdengar saat ia mula...
-
Song : Tujhe Yaad Na Meri Aayee From Movie : Kuch Kuch Hota Hai Singer : Alka Yagnik, Udit Narayan Lagu ini menggambarkan kekecewaan s...
-
Kala itu bertepatan pada hari kartini, terdapat seorang anak yang mulai membuka mata untuk pertama kalinya. Tangisan terdengar saat ia mula...
-
Lagu ini mengajarkan kita betapa besarnya Penantian. Penantian dalam Menjaga Hati. Walaupun kita tak pernah tahu apakah seseorang yang ki...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar