Jumat, 15 Juni 2018
Cinta Untukmu dan Untuk-Nya (Part 1)
●Resmi Pacaran?!●
Karena perkataan Tian di telepon, aku merasa semakin canggung saat bersamanya di kelas. Walaupun Tian semakin mendekatiku, namun jujur, rasa takut masih menyelimutiku. Aku tak pernah mengalami hal seperti ini sebelumnya. Memang aku pernah menyukai seorang pria, tetapi hal tersebut berujung dengan ia menyakitiku. Dalam hati berkata, “Aku takut Ya Allah..”. Namun sebenarnya, apakah aku pantas membawa Allah dalam hal ini? Karena sebenarnya aku tahu, hal seperti ini dalam dunia remaja akan berujung dengan peristiwa yang biasa disebut dengan “Pacaran”. Namun kala itu, sifat keremajaanku cenderung lebih kuat daripada rasa keimananku kepada-Nya.
Senja itu, bel berbunyi menandakan bahwa pelajaran telah usai. Aku mulai mengemasi buku dan alat tulisku. Namun seketika aku merasa ada seseorang disampingku. Dan ternyata benar, seseorang itu adalah Tian. Dengan tatapan penuh rasa khawatir, cemas, takut, dan malu sangat terpancar dari matanya. Dengan tatapan itu membuat suasana seketika dingin bagiku. Aku yang masih bingung akan kehadirannya tetap membereskan perlengkapan tulisku hingga selesai tanpa menghiraukannya namun dia tetap berada disampingku dengan senyuman dan tatapannya itu. Akhirnya aku memecah keheningan itu dengan berkata “Ada apa Tian? Mau ngomong sesuatu?”. Dan dia menjawab “Iya Put, aku mau ngomong sesuatu”. Dengan helaan nafas, dengan perlahan ia berkata “Put, apakah kamu mau?”. Detak jantungku semakin tak karuan setelah mendengarnya. Sebenarnya aku mulai mengerti arah pembicaraan ini, namun aku berusaha bersikap santai dan tidak canggung dengan melontarkan candaan “Mau? Mau apa? Mau es krim? Kalau itu aku maul ah.. hehe.. tumben mau beliin es krim..”. Namun wajahnya yang serius dan malu itu pun menyiratkan bahwa ia ingin segera menegaskan perkataannya. “Bukan itu Put. Putri, apakah kamu mau menjadi pacarku?”. Seketika aku terdiam kebingungan. Rasa tak percaya menyelimutiku. Apakah Tian benar-benar mengatakan ini? “Kamu boleh kok tidak memberiku jawaban sekarang. Aku siap menunggu jawabanmu.” lugasnya. Perasaanku berkecamuk, baru kali ini ada seorang pria yang menyatakan permitaannya itu secara langsung didepanku. Dan tiba-tiba mulut ini menjawab “Aku tak mau menjawabnya besok. Jawabanku, Iya, aku mau”. Seketika senyumannya terpancar saat mendengar jawabanku itu. “Tapi tolong, jangan pernah menyakitiku, karena aku takut hal seperti itu terjadi lagi kepadaku.” ujarku. “Iya, aku takkan pernah mnenyakitimu dan membuatmu kecewa. Terima Kasih.” Jawabnya dengan penuh senyuman.
Apakah ini benar-benar terjadi? Aku dan Tian sekarang berpacaran? Serius? Aku memiliki pacar? Sulit dipercaya. Kala itu aku terlampau senang hingga lupa akan kecintaanku kepada Allah. Hatiku serasa meloncat dan berbunga-bunga. Ingin rasanya ku umumkan pada semua orang tentang ini. Iya, tanggal 21 Maret 2012 aku resmi menjadi “Pacar Tian Dwi Mahendra”.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Meraih Impian (Cerita Sejarah Pribadi)
Kala itu bertepatan pada hari kartini, terdapat seorang anak yang mulai membuka mata untuk pertama kalinya. Tangisan terdengar saat ia mula...
-
Song : Tujhe Yaad Na Meri Aayee From Movie : Kuch Kuch Hota Hai Singer : Alka Yagnik, Udit Narayan Lagu ini menggambarkan kekecewaan s...
-
Kala itu bertepatan pada hari kartini, terdapat seorang anak yang mulai membuka mata untuk pertama kalinya. Tangisan terdengar saat ia mula...
-
Lagu ini mengajarkan kita betapa besarnya Penantian. Penantian dalam Menjaga Hati. Walaupun kita tak pernah tahu apakah seseorang yang ki...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar