Assalamu'alaikum wr.wb.
Belum lama ini kita telah memperingati adanya hari Sumpah Pemuda. Entah mengapa, dalam diriku sendiri, aku merasa adanya sebuah kehampaan dan keheningan dalam hati ini. Hati yang seolah kosong. Merasa bahwa keadaan yang sebenarnya bertolak belakang dengan ucapan-ucapan yang mengiringi hari sumpah pemuda.
Hati yang merasa pilu melihat keadaan yang seolah membohongi diri.
Hati merasa sedih saat membandingkan kenyataan dengan ratusan kisah perjuangan.
Pemuda kini yang tak mau meluangkan sedikit waktu nya hanya untuk mengikuti UPACARA. Yang tak mau tertib dan tenang sejenak dalam upacara. Yang tak mau menegangkan tangannya hanya untuk menghormati berkibarnya bendera tercinta. Yang tak mau membuka mulut hanya untuk melantunkan INDONESIA RAYA 3 STANZA. Yang tak mau merelakan pikirannya untuk berusaha mengahafal lagu tersebut. Yang menghina petugas upacara. Yang sama sekali tak menghargai keberadaan Upacara.
Banyaknya keluh kesah yang terlontar dari mulut mereka.
Panas, lelah, lama, dan berbagai hal yang mereka jadikan sebagai sebuah alasan.
Tak berpikir kah kita?
Harusnya kita bersyukur.
Itu semua hanya hal kecil yang kita korbankan untuk INDONESIA
Bayangkan apabila kita dilahirkan pada saat perjuangan masih berkobar. Dimana bukan hanya itu yang harus dikorbankan. Keringat, Tenaga, Darah, hingga Nyawa yang harus kita korbankan.
Ingatlah! betapa rela nya para pahlawan mengorbankan itu semua, meninggalkan keluarga mereka, hanya untuk kata MERDEKA.
Kita yang hanya menikmati keberhasilan dan hanya diminta hal kecil yang bahkan tak mengeluarkan darah sedikitpun, itu saja tidak mau.
Apakah kita pantas untuk disebut sebagai Pemuda Indonesia?
Sadarkanlah diri sendiri!
Bagaikan Pemuda Tiada Arti! Yang tak mampu sedikit menghargai adanya Indonesia. Yang tak mampu menyadari betapa sulitnya perjuangan. Yang tak mampu menangis saat mengetahui kisah perjuangan yang ada, dan justru menangis saat melihat sinetron, film, bahkan drama korea.
Manakah hati kita?
Manakah kemanusiaan yang kita miliki?
Manakah jiwa kebangsaan kita?
Tekankan satu hal bahwa masa depan Indonesia bergantung pada pemegangnya masa depan. Apakah pemegang itu mampu mengendalikan dengan setulus hati atau justru dengan semena-mena.
Dan pemegang tersebut adalah PEMUDA INDONESIA itu sendiri.
Buka pikiran dan hati kita!
Cintai INDONESIA dengan setulus hatimu maka engkau akan mampu menghargai segala perjuangan besar didalamnya bahkan segala kerikil pengorbanan yang telah kau berikan.
Wassalamu'alaikum wr.wb.
Minggu, 29 Oktober 2017
Rabu, 11 Oktober 2017
Langganan:
Postingan (Atom)
Meraih Impian (Cerita Sejarah Pribadi)
Kala itu bertepatan pada hari kartini, terdapat seorang anak yang mulai membuka mata untuk pertama kalinya. Tangisan terdengar saat ia mula...
-
Song : Tujhe Yaad Na Meri Aayee From Movie : Kuch Kuch Hota Hai Singer : Alka Yagnik, Udit Narayan Lagu ini menggambarkan kekecewaan s...
-
Kala itu bertepatan pada hari kartini, terdapat seorang anak yang mulai membuka mata untuk pertama kalinya. Tangisan terdengar saat ia mula...
-
Lagu ini mengajarkan kita betapa besarnya Penantian. Penantian dalam Menjaga Hati. Walaupun kita tak pernah tahu apakah seseorang yang ki...